Awang Satrio


  • Kajian Makna

    A. Pendekatan Makna
    Pendekatan makna yang akan diungkapkan disini antara lain Pendekatan yang dikemukakan oleh Wittgenstein (1953) adalah tokoh Pendekatan makna secara operasional (Pendekatan yang dapat menentukan tepatnya makna sebuah kata, di dalam kalimat) dalam bahasa Indonesia seperti pada:

    B. Aspek-aspek Makna
    Pada bagian ini akan dibahas :

    1. Pengertian
    2. Perasaan
    3. Nada
    4. Tujuan atau maksud

    Keempat aspek makna tersebut dapat dipertimbangkan melalui data bahasa Indonesia contoh pemahaman makna tersebut. Pembahasan seperti ini jika kita melihat makna dari segi terujarnya kata-kata pembicara kepada pendengar.
    1. Pengertian
    Aspek makna pengertian ini dapat dicapai apabila antara pembicara/penulis dan kawan bicara berbahasa sama. Pengertian disebut juga tema. Tiap hari orang berbicara dan tiap hari kita mendengarkan orang berbicara bahkan berbicara dengan kawan bicara kita.
    Kalau antara pembicara dan pendengar mempunyai kesamaan pengertian mengenai satuan-satuan ini, maka pendengar mengerti apa yang kita maksudkan. Demikian pula kalau kita mendengar orang berkata, “ rambut “ ujaran yang hanya menggunakan satu kata ini menimbulkan Berbagai pengertian, misalnya:

    2. Perasaan
    Aspek makna perasaan berhubungan dengan sikap pembicara dengan situasi pembicara. Didalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan perasaan (misalnya sedih, panas, dingin, gembira, jengkel, gatal) dan untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan aspek perasaan tersebut, kita gunakan kata-kata yang sesuai. Contoh:

    3. Nada
    Aspek makna nada ini melibatkan pembicara untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan keadaan kawan bicara dan pembicara sendiri. Aspek makna yang brhubungan dengan nada lebih banyak dinyatakan oleh hubungan antara pembicara dengan pendengar, antara penulis dengan pembaca. Aspek makna nada berhubungan puladengan aspek makna yang bernilai perasaan, bila jengkel maka sikap kita akan berlainan dengan perasaan bergembira terhadap kawan berbicara. Contoh:

    4. Tujuan atau maksud
    Aspek maksud menurut Shipley merupakan maksud senang atau tidak senang,efek usaha keras yang dilaksanakan. Aspek makna tujuan ini adalah “his aim, concious or unconscious, the effect is endeavouring to promite” (tujuan atau maksud, baik disadari maupun tidak, akibat usaha dari peningkatan). Apa yang kita ungkapkan di dalam makna aspek tujuan memiliki tujuan tertentu.
    Aspek makna tujuan ini melibatkan klasifikasi pernyataan yang bersifat:
    1. deklaramatif
    2. persuasif
    3. imperatif
    4. naratif
    5. politis
    6. paedagogis (pendidikan)

    C. Jenis Makna
    Kita ketahui bahwa kata memiliki makna kognitif, deskriptif), makna konotatif, dan emotif. Kata dengan makna kognitif ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan kata kognitif ini sering dipakai dibidang teknik.
    Satu kata dapat mamiliki makna kognitif saja atau satu kata memiliki baik makna kognitif maupun makna konotatif atau makna emotif. Bandingkanlah kata sayur di dalam ekspresi berikut:

    Makna kognitif kita dapatkan pada (a), sdangkan pada (b) kita dapatkan makna konotatif.
    1. Makna Sempit
    Makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi. Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara semantic berhubungan, tetapi ada juga yang menduga bahwa perubahan terjadi dan seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang relative permanen, makna hnya menempel seperti satelit yang berubah-ubah.

    Kata-kata bermakna luas di dalam bahasa Indonesia disebut juga makna umum (generic) digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum. Gagasan atau ide yang umum bila dibubuhi rincian gagasan atau ide, maka maknanya akan menyempit (memiliki makna sempit).

    2. Makna Luas
    Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari makna yang sempit.

    3. Makna kognitif
    Makna kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotative adalahmakna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan (bandingkanlah dengan makna konotatif dan emotif). Makna kognitif adalah makna lugas, makna apa adanya. Makna kognitif sering digunakan di dalam istilah teknik. Makna kognitif adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan atau perumpamaan.

    4. Makna konotatif dan emotif
    Makna kontatif yang dibedakan dari makna emotif karena yang disebut pertama bersifat negative dan disebut kemudian bersifat positif. Makna konotatif adalah makna yang muncul dari makna kognitif (lewat makna kognitif), kedalam makna kognitif tersebut ditambahkan komponen makna lain.

    Makna emotif adalah makna yang melibatkan perasaan (pembicara dan pendengar; penulis dan pembaca) kea rah yang positif. Suatu kata dapat memiliki makna emotif dan bebas dari makna kognitif, atau dua kata dapat memiliki kognitif yang sama, tetapi kedua kata tersebut dapat memiliki makna emotif berbeda.

    D. Tipe Makna
    Tipe makna adalah kajian makna berdasarkan tipenya. Tipe adalah pengelompokkan sesuatu berdasarkan kesamaan objek, kesamaan cri atau sifat yang dimiliki benda, hal, peristiwa atau aktivitas lainnya. Makna konseptual ini bersifat logis, kognitif, atau denotative. Makna asosiatif yang dibagi lagi atas makna konotatif yakni makna yang muncul dibalik makna .

    Makna stilistika adalah makna yang melibatkan situasi sosial (misalnya lafal akhiran-kan di dalam bahasa Indonesia atau darpada sebagai pengganti posesif yang Ø); makna afektif adalah makna yang melibatkan perasaan dan sikap pembicara atau penulis.

    E. Stilistika dan Majas
    Makna stilistika (bhs. Inggris: stylistic meaning) adalah makna yang berhubungan dengan situasi sosial para penutur bahasa. Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa. Makna stilistika berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistika lebih dirasakan di dalam karya sastra.
    Jenis majas yang terpenting adalah: (1) majas perbandingan, (2) najas pertentangan, (3) majas pertautan.
    1. Perbandingan:
    a. Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang dengan sengaja kita anggap sama.
    b. Kiasan atau metaphor ialah perbandingan yang implicit-jadi tanpa kata seperti atau sebagai – di antara dua hal yang berbeda.
    c. Penginsanan atau personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insane kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.

    2. Pertentangan:
    a. Hiperbol ialah ungkap yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya.
    b. Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang bertentangan,

    F. Aspek, Kala, Nomina, Temporal, dan Modus
    Kala (tense) merupakan salah satu cara untuk menyatakan temporal deiktis melalui perubahan kategori gramatikal verba berdasarkan waktu.
    1. Aspek
    Aspek adalah cara memandang struktur temporal intern suatu situasi (Comrie, 1976:3). Sedangkan modus, menyangkut masalah sikap pembicara, antara lain modus indikatif, subjungtif, imperatif, dan sebagaimya. Aspek terbagi atas: (1) aspek perfektif, (2) aspek imperfektif
    2. Kala dan Nomina Temporal
    Kala (tense) adalah suatu cara untuk menyatakan temporal deiktis di samping nomina temporal, seperti sekarang, baru-baru ini, segera, hari ini, kemarin.
    3. Aspek , Kala, dan Nomina
    Keaspekan, kala, dan NTE berbeda dalam hal: aspek berhubungan erat dengan macam perbuatan (situasi), tidak mempersoalkan tempatnya di dalam waktu, sedangkan kala dan NTE menunjukkan terjadinya suatu perbuatan
    4. Modus
    Modus adalah istilah linguistik yang menyatakan makna verba mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pembicara mengenai apa yang di ucapkannya.
    5. Modalitas dan Keaspekan sebagai Komponen Ketransitifan
    Parameter yang digunakan Hopper dan Thompson untuk mengukur ketransitifan sebuah verba adalah: partisipan, kinesia, keaspekan, pungtualitas, kesengajaan, pengukuhan, modalitas, peran pelaku, akibat, dan pengkhususan.
    6. Deiksis (penunjukan)
    Deiksis adalah lokasi dan identifikasi orang, objek, peristiwa, proses atau kegiatan yang sedang dibicarakan dalam hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh pembicaraatau yang diajak bicara (Lyons, 1977:637). Penunjukan dapat berupa: 1) pronomina orang, 2) nama diri, 3) pronomina demonstratif, 4) kala, 5) keaspekan ciri gramatikal atau leksikal waktu.

Awang Satrio
hari ni saye dapat ilmu baru dari dosen saye. orangnye baik selalu nasehatkan saye dan ngingatkan saye kalau saye dah agak lain heeeeeeeeeee
saye bersyukur kenal orang sebaik ibuk roziah.,.,..,.,,.,.
hari ni kami belajar tentang ape makne hidup.
setidaknye hari ni saye dan kawan kawan tau akan betape pentingnye hidup ni janganlah kite sie sie kan hidup ni,.,.,..,,.
belajarlah untuk membuka pikiran, menerima masukan atau kritikan. sesungguhnye tampa semue tu kite tak akan berhasil mhmhmhmhmhmhmh
terimekasih ibuk,.,..,.,.,.,.,
Awang Satrio

MELANGKAH UNTUK HIDUP
menjabar hari esok untuk tahun depan
meniti waktu kini berharap masa yang akan datang
melempar jauh jauh masa lalu
mengukir gairah di masa kini dan masa depan
Awang Satrio
''SEBUAH PENGAKUAN TERLARANG''

           Mengapa hidup mesti harus memilih, apakah hidup itu seperti di atara dua pilihan?
aku ingin melihat dua pilihan itu jika ada. pernahkah dia berpihak pada ku, aku, diriku yang hanyalah sebuah objek yang di pandang jika suka, di hina bila di benci. ku tak mengerti akan jalanya hidup ini.melihat ke atas hanyalah dua bola mata yang terpandang, dan melihat ke bawah dua mata kaki yang tangguh.terkadang aku sering melihat diriku ini, pantaskah diriku mencintai seorang wanita.?
ku sadari diriku akan cinta yang ku miliki, memiliki seorang wanita yang kita cintai itu takkanlah hal yang mudah sering ku berhayal akan mengerti hidup ini.
dulu pernah ku menjalani sebuah hubungan, hubungan cinta yang tiada terikat sebuah janji, janji yang takan menyakiti hati satu sama lain. tp kini terlerailah jalinan itu, kini dia pergi dengan memawa kebahagiaannya, sedangkan aku diam terpuruk menyandung derita ini. ku ingin tahu maksud dari dua pilihan itu.,.,.,,.,?
ya ALLAH. kuatkan lah iman hambamu ini, jika ada seorang yang menghampiriku kuatkan lah imanku.
AMIN..........................
Awang Satrio
  NATUNA
yakni sebagian wilayah indonesia yang terluar. yang sangat jarang di tinjau oleh pemerintah, natuna memiliki banyak pulau sebaigian pulau tidak di penduduki oleh manusia. yakni melainkan tempat pariwisata/pengunjung untuk berekreasi. natuna sangat cocok untuk para wisatawan karna selain memiliki laut yang indah dan pantai yang panjang pasir yang putih,natuna  juga di kenal akan hasil kaya alam, seperti ikan.
masyarakat natuna rata-rata mayoritasnya adalah pelaut.karna sebagian wilayah natuna di kelilingi laut,90%lautan,10%daratan. jadi rata-rata rumah penduduk masyarakat natuna yaitu di pesisir pantai. saat ini natuna sudah bnyak di ketahui orang orang akan keindahan pantai yang di milikinya.
natuna masyarakatnya rata-rata melayu, jadi kehidupan di natuna masih sangat kuat dengan kebudayaan yang ada di natuna.

  Masyarakat natuna masih mengunakan bahasa melayu. yakni melayu daerah.
di setiap pulau atau daerah, mereka memiliki bahasa masing masing, di antara satu pulau dengan pulau yang lain itu memiliki bahasa yang berbeda tetapi satu makna.

  MAKANAN HAS NATUNA
1.Ketabal
   yakni sebuah makanan yang terbuat dari sagu. sagu yang di olah menjadi ketabal yaitu makanan has       masyarakat natuna.
2.Kuah 3
   yakni makanan yang berbentuk tiga macam menjadi satu atau di campur menjadi satu ketika sedang mencicipi nya, yakni sagu butir, kelapa yang di parut, dan gulai pidang, ketiga makanan tersebut di campur menjadi satu lalu di makan. 
3.Kernas
   yakni gorengan yang terbuat dari sagu dan ikan tongkol yang di campur menjadi satu.
4.Kerupuk atom
   yakni terbuat dari ikan dan tepung sagu.
Awang Satrio
 Kenanglah aku

Begitukah rupamu
yang slma ini ku dengar dan ku rasakan
yang hanya menggelitik di celah celah lubang telingaku
ku sadari itu kuasa dia.,,..,,..,,..,,.,.

kini kau tak berdamping denganku seutuhnya
namun kini sehelai benang yang ku ikatkan di hatiku
benang yang tiada arti
namun itulah yang menguatkan hatiku
jikalau kau tetap hidup di hatiku
hidup selamanya.,.,.,.,.,.,.,.,.
Awang Satrio
ADA TIGA CARA TIPE SISWA BELAJAR
1. Gaya auditory
    - tidak suka situasi ribut
2. Gaya Visual
    - suka melihat hal hal yang terjadi
3. Gaya kimistetik
    - suka meng kritik dan suka berpindah pindah tempat duduk jika sedang belajar

Didalam ketiga tipe ini, sangat di perlukan oleh seorang guru atau dosen di dalam pengajaran. sebab jika tidak menguasai ketiga hal tersebut. maka di dalam proses belajar tidak akan efektif. terutama untuk murid murid. sebab  para guru harus mengetahui karakter muridnya.